cliuqe

cliuqe
anywhere

Selasa, 01 Januari 2013

Cerpen-Adzra dan Egy



Adzra dan Egy
Hujan……
Hhhmmmm…mengingatkan aku pada seseorang…
“Jika saja engkau masih bersabar sedikit saja lagi, mungkin kita masih bersama sampai saat ini”, aku membatin seraya merenung dan membayang-bayangkan momen-momen yang terlewati bersama pria itu.
Satu setengah tahun,apakah waktu yang sia-sia ?....
Mengenal pria manis dengan perangai yang sangat lembut itu membuatku tidak bisa melupakannya….yaaahhh….sulit sekali.
November ceria…
Saat-saat pertama aku mengenal pria itu.
“Adzra raiqa yang mana orangnya?” pria itu sambil mendongakkan kepalanya mencari-cari sosok wanita yang memiliki nama tersebut, begitulah kira-kira kalimat pertanyaan yang di ujarkan pria itu.
“namanya Adzra raiqa ya bu? Ini penulisan nama ID card nya salah ketik, mau diperbaiki atau gini aja?”
“di perbaiki dong..!” celetukku….
Yaaahh,,,nama Adzra raiqa yang disebut-sebut di atas tadi itulah aku, dan ini adalah sepenggal kisah ku, dan percakapan yang ada di awal tadi adalah awal aku berkenalan dengan pria itu, Egy Al-Furqon
Lumayan banyak percakapan yang terjadi pada hari itu, entah bagaimana alurnya ternyata kami lancar saja berkomunikasi via handphone seluler.
Perkenalan demi perkenalan, pendekatan demi pendekatan terjalin. Hmm…tertarik, suka, kagum, senang, perasaan itu sangat terasa pada ku ketika berinteraksi dengan pria berkulit sawo itu. Mungkinkan ia merasakan hal yang sama?
Seketika iseng-iseng aku mengirim sms kepada pria itu dengan perasaan iya dan tidak, takut dia akan illfil dengan ku…hhmmmm karna tak tahan lagi tanpa fikir lagi, sigap aku mengambil handphone yang mulai mengetik sms yang sangat singkat.
egy……
Fffiuuhh….deg-degan menunggu balasan sms dari pria itu, dan tak lama lagi hp ku berdering..
Formis Egy: “iya raiqa…..”
Oh my God, hati ku serasa ingin terbang sangkin senangnya menerima balasan sms dari pria yang manis itu…hhhmm
Kangen..” kata itu yang keluar dari hati dan kata itu pulalah yang aku ketik di sms itu….hhmmm…entah apa yang ada difikiran ku saat itu….
Setelah itu percakapan kami berlanjut saja seperti biasa.
Hingga tiba suatu ketika…
Handphone ku berdering lagi tanda pesan masuk…dan lagi-lagi muncul nama pria yang saat itu berani mengguncang hati ku.
Formis Egy: (serangkain puisi yang indah, bila di simpulkan maka inilah makna nya)
Raiqa..aku sayang sama kamu
What……! aku terdiam sambil memikirkan apa yang akan aku balas untuk sms ini, apakah dia serius atau hanya bercanda. Namun tidak lama kemudian datang kembali sms dengan pengirim yang sama yang isinya,
Formis Egy: “bercanda…”
Yaaah….lemas rasanya…..
Lalu aku membalas sms itu dengan nada terus terang seolah bercanda.
kirain serius, padahal uda mau terbang ke bulan tadi, hehehe…!”
aku pun merasa malu, kemudian tak lama pria itu membalas,
“Sebenarnya seirus tapi takut raiqanya marah”
Waaahh…kembali wajahku sumringah, seperti mimpi rasanya.
Jatuh cinta……??? Why not…….
Setelah lewat percakapan tersebut ternyata semakin hari kami semakin merasa dekat, dan akhirnya hubungan kami resmi pada tanggal 1 maret 2011.
Hubungan itu terjalin sangat manis sekali, aku dan pria itu sering bercanda, tertawa, bahagia, bahkan tidak pernah bertengkar.
Hingga masuk bulan ke-6 kami jadian, pertengkaran-pertengkaran kecil pun muncul menghiasi hubungan kami. Dan semua masih terselesaikan dengan baik.
Hingga masuk ke tahun pertama.
Mungkin adalah suatu hal yang lumrah dalam suatu hubungan, ada cemburu, pertengkaran kecil, dan sebagainya. Tapi entah mengapa hampir semua potensi yang menimbulkan hal-hal di atas tersebut berawal dari diri ku sendiri. Namun karna aku yakin dia sangat mencintai ku, aku tahu betul bahwa dia akan selalu memaafkan ku. Maka, kesalahan apapun yang aku perbuat dan kekurangan apapun yang ku miliki, dia senantiasa bebrbesar hati memaafkan ku. Betapa baiknya dia. “Terima kasih mas egy” kalimat itu yang selalu bersarang di hati ku terhadap mas ku yang lembut itu.
Hal yang seperti itu kerap terjadi berulang kali. Kadang aku tak terkontrol untuk marah padanya karna banyak nya yang mengganggu fikiranku pada saat itu.
Bertengkar-baikan, cuek-baikan, marah-reda, begitu lah yang selalu berputar.
Aku sangat menghargai rasa cintanya, tapi aku berfikir bahwa aku juga memiliki privacy, dalam bergaul dengan teman-temanku, berkenalan dengan orang baru, ada orang lain yang masuk ke dalam hubungan itu, dan sebagainya. Hal yang seperti tu sulit di hindari. Hanya saja tergantung bagaimana orang yang bersangkutan itu menangapinya. Aku….aku tak pernah terlalu menanggapi hal itu dengan serius, karna menurutku itu tidak penting untuk di anggap serius. Yang penting aku percaya dia dan dia percaya aku.
Tapi sayangnya…hhhmmm mungkin dia kurang percaya denganku. Hingga di setiap harinya aku harus menerima pertanyaan.  “Ada siapa yang sms hari ini?,ada siapa yang nelpon?, ada yang ganggu gak?”..and bla..bla..bla…..!
You know what…! Damn…! That’s the craziest question ever for me. Dan itu terjadi setiap kali dia nelpon. Jujur…aku sayang pada pria manis itu, mas ku yang lembut. Tapi…hal-hal itu sangat membuatku tidak nyaman. Aku risih dengan pertanyaan itu. Pertanyaan hanya akan berujung pertengkaran.
Setiap kali dia bertanya, aku menjawab “ please mas, jangan Tanya seperti itu lagi..ade’ risih mendengarnya”. Hhmm..tapi dia selalu punya jawaban “ kenapa gak risih untuk berbuat salah?”….
Oh no…!emangnya aku berbuat apa??,,,hati ku berkecamuk. Dia takut kehilangan ku, dia takut hatiku berpaling pada orang lain. Hingga akhirnya aku entah harus berlaku bagaimana supaya dia percaya. Aku tidak bisa berfikir lagi pada saat itu, yang ada kami hanya bertengkar, bertengkar, dan bertengkar.
Tibalah pada moment itu.
Itu masa-masa aku berkelumit dengan proposal skripsi ku. Aku merasa jenuh, takut, tertekan. Proposal itu menjadi momok dalam hidupku.
Dalam keadaan seperti itu, aku butuh ketenangan , kenyamanan, refreshing, dll. Tapi yang ada aku harus menghadapi pria yang menuntut aku untuk meyakinkan dia, membuat dia percaya, sabar menjawab pertanyaan nya, mendengarkan semua kata-kata baiknya….yang aku rasakan pada saat itu benar-benar tertekan, kepala ku selalu sakit, semuanya sakit. Alhasil emosi ku membludak, tak control. Aku pun tak memninginkannya tapi aku tak bisa berbuat banyak, aku kalut. Yang ada dalam fikiranku hanyalah bagaiman menyelesaikan proposal ku ini..! aku capek……
Hingga tiba pada malam itu.
Emosiku memuncak, aku tak kuat kagi mengahadapi keadaan yang seperti itu, akhirnya kata-kata tajam pun keluar dari mulutku.
“mas itu selalu merasa baik !, memyampaikan kebaikan dengan siapapun ! tapi kita juga harus paham ! kalau kita menyampaikan kebaikan kepada orang lain, tetapi hati orang itu dalam keadaan tidak baik, semua itu sia-sia mas! Ujungnya malah menjadi tidak baik. Kita juga harus paham dengan keadaan orang lain. Bisa saja keadaan malah semakin memburuk meskipun yng kita sampaikan itu adalah dasarnya baik..!mas tau itu…!!” begitu lah singkat nya
Kalimat demi kalimat itu keluar dari mulutku dengan kasar sekali. Dia menangis…entah kenapa tak ada lagi rasa iba ku pada saat itu. Aku sedih, kesel, marah, hatiku menjerit…..
Kenapa dia tidak memahamiku……..!!!!!!!!!!!!!
Satu setengah tahun kami bersama, apakah sia-sia….!!!!!
Mengapa semakin lama malah semakim memburuk…!!!
Kenapa…???????
Berakhirlah semua,,,aku lelah…bosan…! “aku mau pergi…!”
Akhirnya kata-kataku pun menusuk ke hatinya. Dia memangis, bersedih.
Dia mengatakan dengan lembut sambil terisak tangisnya mengiringi kalimatnya yang haru itu.
“jika ade’ ingin pergi, pergilah de’,nanti ketika ade’ ingin kembali dengan mas..kembalilah de’, mas terima ade’, mas menunggu de’..pergilah de’…pergilah…ade’ baik-baik ya…mas sayang ade’…..”
..TUT…TUT…TUT…
Sehari setelah pertengkaran itu, aku merasa sangat bersalah. Tapi aku pun seperti tidak punya kemampuan lagi untuk memperbaiki keadaan. Maka, pada saat yang kemelut itu aku lebih memilih untuk mengambil jalan yang lain.
Ku ambil hape ku dan mulai ku ketik pesan yang hendak ku kirim padanya,
“Assalamu’alaikum mas, ade’ minta maaf untuk semua kesalahan dan kekurangan ade’ selama ini. Mulai saat ini ade’ lepaskan semua yang ada tentang kita. Ada baiknya kita menjalani kewajiban-kewajiban kita. Kewajiban sebagai anak, sebagai mahasiswa, sebagai, abang, sebagai saudara, sebagai teman maupun sebagai sahabat, sebagai masyarakat dan sebagai tetangga yang baik.  Semoga yang terbaik selalu di berikan pada kita sesuai dengan pilihan Allah swt sampaijumpa kembali mas, semoga selalu bahagia. Amin.”
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan.
Tiada lagi komunikasi antara kami setelah pertengkaran itu. Dan pesan itu adalah pesan terakhir ku pada waktu itu.
Setengah tahun berlalu, dimana dia, apa kabarnya, apa kesibukannya, dengan siapa saat ini…..hhhmmm tidak satupun tentang dia aku tau kisahnya.
Kangen..???
Bisa jadi, karena satu setengah tahun bukanlah waktu yang sebentar. Manis pahit,,,,akhirnya berakhir juga.
Ya Allah….sesak sekali dada ini. Ada kenangan di setiap sudut jalan, musik, benda-benda, tempat-tempat yang pernah dilalui. Semuanya meninggalkan kenangan yang sangat menyesakkan dada. Sungguh aku tidak bisa melupakannya.
Apakan dia masih mengingatku, mendamaba ku?
Ataukah dia telah menemukan kehidupannya yang baru, lalu aku tertinggal di belakang….?
Dalam kegalauanku, ku lalui hari-hari ku dan konsentrasi dengan kuliahku. Ku selesaikan study S1 ku dengan baik.
Untuk melupakan kisah sedihku, aku pergi ke Jakarta dan bekerja di kantor saudaraku. Aku bekerja selama 2 tahun dan aku senantiasa menabung sebagian dari gaji ku. Lalu dengan uang tabunganku yang cukup, aku melanjutkan s2 ku di salah satu iniversitas di Jakarta.
Aku jalani kuliah ku selama 2 tahun lalu aku kembali ke pekanbaru, dan menjadi dosen di salah sati universitas di bumi lancang kuning ini.
Ku nikmati hari-hariku, aku pergi ke salah satu rumah makan seafood yang menjadi langganan ku.
Assalamu’alaikum ya Ukhti….” Serasa ada pria yang menyapaku dari belakang .
Wa’alaikumussalamwarohmatullah..” aku menoleh ke belakang. “Subhanallah…..mas Egy…apa kabar?.”….”Kabar baik de’.”, “ade’ kabarnya gimana?”, “ Alhamdulillah baik mas”.
lama tidak bertemu de’”. “iya mas, begitulah…namanya juga hidup”. Aku menyunggingkan senyuman dan menunduk tersipu  malu.
“de’…mas boleh bertanya sesuatu?”
Tanya saja mas..” entah mengapa jantungku aneh sekali rasanya, tidak berdegup seperti biasanya, kali ini semakin kencang.
apakah ade’ sudah menikah?”….terlihat wajah gugupnya namun tetap terlihat gagah dan manis.
“jika ade’ sudah menikah, pasti akan ada pria yang mendampingi ade’ di kursi ini.” Sambil ku tunjuk kursi di sebelah kanan ku.
ade’, …..” dia terdiam sejenak menarik nafas dan menghembuskannya perlahan….
Lalu ia melanjutkan ucapannya. “ masih mau tidak menjalani sisa hidup ade’ dengan mas dan menjadi ma’mum mas, menjadi ibu dari anak-anak mas, menjadi istri nya mas yang sangat mas sayangi..?”
Subhanallah….inikah buah dari kesabaranku selama ini, inikah yang menjadi takdirku.
Senang sekali rasanya, akhirnya rindu ini akan tercurah kapada orang yang ku tunggu. Mas ku yang manis, lembut dan sopan. Menjalani sisa hidup dan bahagia dengan mu adalah salah satu dari mimpiku yang yang sangat ku harapkan mas.
Ku tarik nafasku perlahan dan ku hebuskan lagi. “Bismillahirrahmanirrohim, dengan mengharap ridho Allah swt, ade’ bersedia menjadi ma’mum mas, dan menjadi ibu dari anak-anak mas serta menjadi istri mas yang senantiasa patuh dan menyayangi mas.”

Pembaca yang di rahmati Allas swt. Jodoh itu adalah misteri dalam kehidupan kita, terkadang tanda kita sadari jodoh kita sangat dekat. Namun Allah memilih cara yang unik untuk mempertemukan jodoh kita, agar pertemuan itu menjadi tidak biasa dan menjadi sebuah kisah yang indah dalam hidup kita.
_SEPENGGAL KISAH SANG BUNGA_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar