Adzra dan Egy
Hujan……
Hhhmmmm…mengingatkan
aku pada seseorang…
“Jika saja engkau masih
bersabar sedikit saja lagi, mungkin kita masih bersama sampai saat ini”, aku
membatin seraya merenung dan membayang-bayangkan momen-momen yang terlewati
bersama pria itu.
Satu setengah
tahun,apakah waktu yang sia-sia ?....
Mengenal pria manis
dengan perangai yang sangat lembut itu membuatku tidak bisa
melupakannya….yaaahhh….sulit sekali.
November ceria…
Saat-saat pertama aku
mengenal pria itu.
“Adzra raiqa yang mana
orangnya?” pria itu sambil mendongakkan kepalanya mencari-cari sosok wanita
yang memiliki nama tersebut, begitulah kira-kira kalimat pertanyaan yang di
ujarkan pria itu.
“namanya Adzra raiqa ya
bu? Ini penulisan nama ID card nya salah ketik, mau diperbaiki atau gini aja?”
“di perbaiki dong..!”
celetukku….
Yaaahh,,,nama Adzra
raiqa yang disebut-sebut di atas tadi itulah aku, dan ini adalah sepenggal
kisah ku, dan percakapan yang ada di awal tadi adalah awal aku berkenalan
dengan pria itu, Egy Al-Furqon
Lumayan banyak percakapan
yang terjadi pada hari itu, entah bagaimana alurnya ternyata kami lancar saja
berkomunikasi via handphone seluler.
Perkenalan demi
perkenalan, pendekatan demi pendekatan terjalin. Hmm…tertarik, suka, kagum,
senang, perasaan itu sangat terasa pada ku ketika berinteraksi dengan pria
berkulit sawo itu. Mungkinkan ia merasakan hal yang sama?
Seketika iseng-iseng
aku mengirim sms kepada pria itu dengan perasaan iya dan tidak, takut dia akan
illfil dengan ku…hhmmmm karna tak tahan lagi tanpa fikir lagi, sigap aku
mengambil handphone yang mulai mengetik sms yang sangat singkat.
“egy……”
Fffiuuhh….deg-degan
menunggu balasan sms dari pria itu, dan tak lama lagi hp ku berdering..
Formis Egy: “iya raiqa…..”
Oh my God, hati ku
serasa ingin terbang sangkin senangnya menerima balasan sms dari pria yang
manis itu…hhhmm
“Kangen..” kata itu yang keluar dari hati dan kata itu pulalah yang
aku ketik di sms itu….hhmmm…entah apa yang ada difikiran ku saat itu….
Setelah itu percakapan
kami berlanjut saja seperti biasa.
Hingga tiba suatu
ketika…
Handphone ku berdering
lagi tanda pesan masuk…dan lagi-lagi muncul nama pria yang saat itu berani
mengguncang hati ku.
Formis Egy: (serangkain puisi yang indah, bila di
simpulkan maka inilah makna nya)
“Raiqa..aku sayang sama kamu”
What……! aku terdiam
sambil memikirkan apa yang akan aku balas untuk sms ini, apakah dia serius atau
hanya bercanda. Namun tidak lama kemudian datang kembali sms dengan pengirim
yang sama yang isinya,
Formis Egy: “bercanda…”
Yaaah….lemas rasanya…..
Lalu aku membalas sms
itu dengan nada terus terang seolah bercanda.
“kirain serius, padahal uda mau terbang ke bulan tadi, hehehe…!”
aku pun merasa malu,
kemudian tak lama pria itu membalas,
“Sebenarnya seirus tapi takut raiqanya
marah”
Waaahh…kembali wajahku
sumringah, seperti mimpi rasanya.
Jatuh cinta……??? Why not…….
Setelah lewat
percakapan tersebut ternyata semakin hari kami semakin merasa dekat, dan
akhirnya hubungan kami resmi pada tanggal 1 maret 2011.
Hubungan itu terjalin
sangat manis sekali, aku dan pria itu sering bercanda, tertawa, bahagia, bahkan
tidak pernah bertengkar.
Hingga masuk bulan ke-6
kami jadian, pertengkaran-pertengkaran kecil pun muncul menghiasi hubungan
kami. Dan semua masih terselesaikan dengan baik.
Hingga masuk ke tahun
pertama.
Mungkin adalah suatu
hal yang lumrah dalam suatu hubungan, ada cemburu, pertengkaran kecil, dan
sebagainya. Tapi entah mengapa hampir semua potensi yang menimbulkan hal-hal di
atas tersebut berawal dari diri ku sendiri. Namun karna aku yakin dia sangat
mencintai ku, aku tahu betul bahwa dia akan selalu memaafkan ku. Maka,
kesalahan apapun yang aku perbuat dan kekurangan apapun yang ku miliki, dia
senantiasa bebrbesar hati memaafkan ku. Betapa baiknya dia. “Terima kasih mas egy” kalimat itu yang
selalu bersarang di hati ku terhadap mas ku yang lembut itu.
Hal yang seperti itu
kerap terjadi berulang kali. Kadang aku tak terkontrol untuk marah padanya
karna banyak nya yang mengganggu fikiranku pada saat itu.
Bertengkar-baikan, cuek-baikan,
marah-reda, begitu lah yang selalu berputar.
Aku sangat menghargai
rasa cintanya, tapi aku berfikir bahwa aku juga memiliki privacy, dalam bergaul
dengan teman-temanku, berkenalan dengan orang baru, ada orang lain yang masuk
ke dalam hubungan itu, dan sebagainya. Hal yang seperti tu sulit di hindari.
Hanya saja tergantung bagaimana orang yang bersangkutan itu menangapinya.
Aku….aku tak pernah terlalu menanggapi hal itu dengan serius, karna menurutku
itu tidak penting untuk di anggap serius. Yang penting aku percaya dia dan dia
percaya aku.
Tapi sayangnya…hhhmmm
mungkin dia kurang percaya denganku. Hingga di setiap harinya aku harus
menerima pertanyaan. “Ada siapa yang sms
hari ini?,ada siapa yang nelpon?, ada yang ganggu gak?”..and bla..bla..bla…..!
You know what…! Damn…!
That’s the craziest question ever for me. Dan itu terjadi setiap kali dia
nelpon. Jujur…aku sayang pada pria manis itu, mas ku yang lembut. Tapi…hal-hal
itu sangat membuatku tidak nyaman. Aku risih dengan pertanyaan itu. Pertanyaan
hanya akan berujung pertengkaran.
Setiap kali dia
bertanya, aku menjawab “ please mas, jangan Tanya seperti itu lagi..ade’ risih
mendengarnya”. Hhmm..tapi dia selalu punya jawaban “ kenapa gak risih untuk
berbuat salah?”….
Oh no…!emangnya aku
berbuat apa??,,,hati ku berkecamuk. Dia takut kehilangan ku, dia takut hatiku
berpaling pada orang lain. Hingga akhirnya aku entah harus berlaku bagaimana
supaya dia percaya. Aku tidak bisa berfikir lagi pada saat itu, yang ada kami
hanya bertengkar, bertengkar, dan bertengkar.
Tibalah pada moment itu.
Itu masa-masa aku
berkelumit dengan proposal skripsi ku. Aku merasa jenuh, takut, tertekan.
Proposal itu menjadi momok dalam hidupku.
Dalam keadaan seperti
itu, aku butuh ketenangan , kenyamanan, refreshing, dll. Tapi yang ada aku
harus menghadapi pria yang menuntut aku untuk meyakinkan dia, membuat dia
percaya, sabar menjawab pertanyaan nya, mendengarkan semua kata-kata
baiknya….yang aku rasakan pada saat itu benar-benar tertekan, kepala ku selalu
sakit, semuanya sakit. Alhasil emosi ku membludak, tak control. Aku pun tak
memninginkannya tapi aku tak bisa berbuat banyak, aku kalut. Yang ada dalam
fikiranku hanyalah bagaiman menyelesaikan proposal ku ini..! aku capek……
Hingga tiba pada malam itu.
Emosiku memuncak, aku
tak kuat kagi mengahadapi keadaan yang seperti itu, akhirnya kata-kata tajam
pun keluar dari mulutku.
“mas itu selalu merasa
baik !, memyampaikan kebaikan dengan siapapun ! tapi kita juga harus paham !
kalau kita menyampaikan kebaikan kepada orang lain, tetapi hati orang itu dalam
keadaan tidak baik, semua itu sia-sia mas! Ujungnya malah menjadi tidak baik.
Kita juga harus paham dengan keadaan orang lain. Bisa saja keadaan malah
semakin memburuk meskipun yng kita sampaikan itu adalah dasarnya baik..!mas tau
itu…!!” begitu lah singkat nya
Kalimat demi kalimat
itu keluar dari mulutku dengan kasar sekali. Dia menangis…entah kenapa tak ada
lagi rasa iba ku pada saat itu. Aku sedih, kesel, marah, hatiku menjerit…..
Kenapa dia tidak
memahamiku……..!!!!!!!!!!!!!
Satu setengah tahun
kami bersama, apakah sia-sia….!!!!!
Mengapa semakin lama
malah semakim memburuk…!!!
Kenapa…???????
Berakhirlah semua,,,aku
lelah…bosan…! “aku mau pergi…!”
Akhirnya kata-kataku
pun menusuk ke hatinya. Dia memangis, bersedih.
Dia mengatakan dengan
lembut sambil terisak tangisnya mengiringi kalimatnya yang haru itu.
“jika ade’ ingin pergi,
pergilah de’,nanti ketika ade’ ingin kembali dengan mas..kembalilah de’, mas
terima ade’, mas menunggu de’..pergilah de’…pergilah…ade’ baik-baik ya…mas
sayang ade’…..”
..TUT…TUT…TUT…
Sehari setelah
pertengkaran itu, aku merasa sangat bersalah. Tapi aku pun seperti tidak punya
kemampuan lagi untuk memperbaiki keadaan. Maka, pada saat yang kemelut itu aku
lebih memilih untuk mengambil jalan yang lain.
Ku ambil hape ku dan
mulai ku ketik pesan yang hendak ku kirim padanya,
“Assalamu’alaikum mas, ade’ minta maaf
untuk semua kesalahan dan kekurangan ade’ selama ini. Mulai saat ini ade’
lepaskan semua yang ada tentang kita. Ada baiknya kita menjalani kewajiban-kewajiban
kita. Kewajiban sebagai anak, sebagai mahasiswa, sebagai, abang, sebagai
saudara, sebagai teman maupun sebagai sahabat, sebagai masyarakat dan sebagai
tetangga yang baik. Semoga yang terbaik
selalu di berikan pada kita sesuai dengan pilihan Allah swt sampaijumpa kembali
mas, semoga selalu bahagia. Amin.”
Detik berganti menit,
menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti
bulan.
Tiada lagi komunikasi
antara kami setelah pertengkaran itu. Dan pesan itu adalah pesan terakhir ku
pada waktu itu.
Setengah tahun berlalu,
dimana dia, apa kabarnya, apa kesibukannya, dengan siapa saat ini…..hhhmmm
tidak satupun tentang dia aku tau kisahnya.
Kangen..???
Bisa jadi, karena satu
setengah tahun bukanlah waktu yang sebentar. Manis pahit,,,,akhirnya berakhir
juga.
Ya Allah….sesak sekali
dada ini. Ada kenangan di setiap sudut jalan, musik, benda-benda, tempat-tempat
yang pernah dilalui. Semuanya meninggalkan kenangan yang sangat menyesakkan
dada. Sungguh aku tidak bisa melupakannya.
Apakan dia masih
mengingatku, mendamaba ku?
Ataukah dia telah
menemukan kehidupannya yang baru, lalu aku tertinggal di belakang….?
Dalam kegalauanku, ku
lalui hari-hari ku dan konsentrasi dengan kuliahku. Ku selesaikan study S1 ku
dengan baik.
Untuk melupakan kisah
sedihku, aku pergi ke Jakarta dan bekerja di kantor saudaraku. Aku bekerja
selama 2 tahun dan aku senantiasa menabung sebagian dari gaji ku. Lalu dengan
uang tabunganku yang cukup, aku melanjutkan s2 ku di salah satu iniversitas di
Jakarta.
Aku jalani kuliah ku
selama 2 tahun lalu aku kembali ke pekanbaru, dan menjadi dosen di salah sati
universitas di bumi lancang kuning ini.
Ku nikmati hari-hariku,
aku pergi ke salah satu rumah makan seafood yang menjadi langganan ku.
“Assalamu’alaikum ya Ukhti….” Serasa ada pria yang menyapaku dari
belakang .
“Wa’alaikumussalamwarohmatullah..” aku menoleh ke belakang. “Subhanallah…..mas Egy…apa kabar?.”….”Kabar
baik de’.”, “ade’ kabarnya gimana?”,
“ Alhamdulillah baik mas”.
“lama tidak bertemu de’”. “iya mas, begitulah…namanya juga hidup”.
Aku menyunggingkan senyuman dan menunduk tersipu malu.
“de’…mas boleh bertanya sesuatu?”
“Tanya saja mas..” entah mengapa jantungku aneh sekali rasanya,
tidak berdegup seperti biasanya, kali ini semakin kencang.
“apakah ade’ sudah menikah?”….terlihat wajah gugupnya namun tetap
terlihat gagah dan manis.
“jika ade’ sudah menikah, pasti akan
ada pria yang mendampingi ade’ di kursi ini.”
Sambil ku tunjuk kursi di sebelah kanan ku.
“ade’, …..” dia terdiam sejenak menarik nafas dan menghembuskannya
perlahan….
Lalu ia melanjutkan
ucapannya. “ masih mau tidak menjalani
sisa hidup ade’ dengan mas dan menjadi ma’mum mas, menjadi ibu dari anak-anak
mas, menjadi istri nya mas yang sangat mas sayangi..?”
Subhanallah….inikah
buah dari kesabaranku selama ini, inikah yang menjadi takdirku.
Senang sekali rasanya,
akhirnya rindu ini akan tercurah kapada orang yang ku tunggu. Mas ku yang
manis, lembut dan sopan. Menjalani sisa hidup dan bahagia dengan mu adalah
salah satu dari mimpiku yang yang sangat ku harapkan mas.
Ku tarik nafasku
perlahan dan ku hebuskan lagi. “Bismillahirrahmanirrohim,
dengan mengharap ridho Allah swt, ade’ bersedia menjadi ma’mum mas, dan menjadi
ibu dari anak-anak mas serta menjadi istri mas yang senantiasa patuh dan
menyayangi mas.”
Pembaca yang di rahmati
Allas swt. Jodoh itu adalah misteri dalam kehidupan kita, terkadang tanda kita
sadari jodoh kita sangat dekat. Namun Allah memilih cara yang unik untuk
mempertemukan jodoh kita, agar pertemuan itu menjadi tidak biasa dan menjadi
sebuah kisah yang indah dalam hidup kita.
_SEPENGGAL
KISAH SANG BUNGA_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar